Kisah Sadio Mane, Putra Imam Masjid yang Sukses Bawa Klub-klub Eropa Berjaya
KamuCariApa – Sadio Mane merupakan salah seorang pesepak bola Muslim populer di dunia. Sepanjang kariernya di lapangan hijau, dia sudah banyak mencatat prestasi membanggakan.
Saat ini, Mane tercatat masih aktif bermain di Arab Saudi bersama Al-Nassr. Ia mulai merumput di Saudi Pro League sejak pindah dari Bayern Munich pada Agustus 2023 lalu.
Melihat ke belakang, Mane punya reputasi mentereng di jagat sepak bola dunia. Tercatat, dia sudah membawa beberapa Eropa meraih gelar juara, seperti Red Bull Salzburg (Austria), Liverpool (Inggris) hingga Bayern Munich (Jerman).
Pencapaian gemilang Mane tidak terjadi tanpa adanya usaha keras. Berasal dari keluarga, pemain kelahiran 10 April 1992 ini telah melalui berbagai tantangan yang mengantarkannya menuju tangga kesuksesan.
Kisah Inspiratif Sadio Mane Menuju Kesuksesan
Sadio Mane lahir di sebuah kota kecil di distrik Sedhiou, Senegal. Pada latar belakangnya, dia diketahui berasal keluarga yang sangat sederhana.
Ayahnya diketahui berprofesi sebagai imam masjid di kampung halamannya, yaitu Bambali. Mengutip Ultra Football, Mane ternyata pernah dilarang untuk bermain sepak bola oleh sang Ayah.
Waktu itu, orang tuanya menganggap bahwa sepak bola tidak bisa menjamin kesuksesan di masa depan. Selain itu, ayahnya juga khawatir ketika Mane menjadi pemain besar, dia bisa lalai dari ajaran Islam.
Belum sempat membuktikan, sang Ayah telah lebih dulu meninggal dunia saat Mane berusia 7 tahun. Tak mau terus-terusan terpuruk, Mane bangkit dan berkeinginan untuk melakukan hal terbaik bagi ibu dan keluarganya.
Setelah itu, Mane mulai aktif bermain sepak bola. Dia masuk akademi Generation Foot yang telah dikenal banyak menghasilkan talenta-talenta menjanjikan dari Tanah Afrika.

Menghabiskan beberapa waktu di Generation Foot, Mane kemudian mendapat tawaran dari Metz melalui kemitraan klub. Momen ini menjadi tonggak bersejarah dalam karier sepak bola profesional yang ditekuni Sadio Mane.
Menurut data Transfermarkt, Mane memainkan setidaknya 23 pertandingan bersama Metz dan mencetak dua gol. Setelah itu, ia dilirik oleh Red Bull Salzburg yang bermain di kasta teratas Liga Austria.
Bersama RB Salzburg, Mane mencatatkan caps sebanyak 85 pertandingan dengan torehan 44 gol dan 32 assist. Selain itu, ia juga turut berkontribusi membawa klubnya tersebut meraih gelar Liga Austria (2013/2014 & 2014/2015) dan Austrian Cup (2013/2014 & 2014/2015).
Karier sepak bola Mane berlanjut menuju Liga Inggris. Ia bergabung dengan Southampton pada 2014.
BACA JUGA: Kisah Toni Kroos Direndahkan Presiden Bayern Munich dan Memilih Hengkang ke Real Madrid
Bersama The Saints -julukan Southampton-, Mane bermain sebanyak 75 kali dan mencatatkan 25 gol serta 14 assist. Penampilan apiknya membuat Liverpool tertarik untuk menyewa jasanya.
Setelahnya, Mane bergabung dengan The Reds pada 2016 dan menjadikannya pemain Afrika termahal kala itu. Bersama Liverpool, Mane bisa dibilang mencapai puncak karier sepak bolanya.
Sepanjang 269 pertandingan yang dimainkan, Mane sudah mengemas 120 gol dan 48 assist. Selain itu, ia juga banyak membantu The Reds meraih berbagai gelar juara, seperti Liga Champions Eropa (2019), Premier League (2019/2020), Piala FA (2022), Carabao Cup (2022), UEFA Super Cup (2019/2020) hingga Piala Dunia Antarklub (2020).
Pada Juli 2022, Mane memutuskan hijrah dari Liverpool menuju Bayern Munich. Meski terbilang sebentar, namun pemain asal Senegal ini juga sempat membantu Die Roten meraih gelar Bundesliga Jerman (2022/2023) dan German Super Cup (2022/2023).
Pertengahan 2023 lalu, Sadio Mane memutuskan untuk meninggalkan Bayern Munich dan menuju Al Nassr. Sampai saat ini, ia masih bertahan di klub bersama Cristiano Ronaldo cs.
Selain kegemilangannya dalam level klub, Sadio Mane juga sudah membawa negaranya meraih prestasi. Salah satunya adalah ketika Senegal menjadi juara Piala Afrika 2022.
Melihat kisahnya, bisa diambil pesan bahwa segala usaha pasti akan membuahkan hasil. Tak peduli bagaimana latar belakang kita berasal, asalkan terus berusaha dan berdoa, segala impian bakal terwujud.
Seakan mematahkan keraguan mendiang sang ayah, Mane membuktikan bahwa sepak bola juga dapat membuatnya meraih kesuksesan. Selain itu, dia tetap menjaga agamanya, Islam, sampai sekarang.
Beberapa kali, Mane masuk pemberitaan ketika sedang beribadah di sela-sela kesibukan. Dia juga diketahui sangat dermawan dan banyak membantu orang di kampung halamannya.